Saturday 24 May 2014
Ujung Dermaga
Pulau dua menyapa
Merangkul camar di daratnya
Merapi di puncaknya
Deburan ombak di pesisirnya
Pulau dua menyapa
Bercerita dengan dermaga
Salam
Anak manusia
Sesak di ujung nafas
was-was
Nakhoda, sesat
Lambai
Pulau dua
Di ujung dermaga
PERSIMPANGAN
PERSIMPANGAN
Saat tiba waktu
Merenungkan
Apa yang kita inginkan
Ketika kita mencari
Di setiap penjuru hati
Kasih suci
Tuk menerima Apa ada nya
yang kita miliki
Mampukah kita
Saling memaafkan
Saling meredam
Tanpa saling meyalahkan
Ataupun mencari kesalahan
Saat harga diri
Seakan segalanya
Harga mati.
Akhirya kita temukan
Pahitnya persimpangan
Lidah
Lidah, janji kabur
Diam
Duduk tertunduk menerawang
Asa yang terlupakan
Sebab buai semilir angin utara
Hangat katulistiwa dan sejuknya selatan
Kabur kan pemikiran perubahan.
Cukup
Hentikan lidah mu menjilat
Sebelum kapal-kapal bersandar
Seluruh mata mencabik ucapanmu
Sebab jilatmu laksana api
Janji itu mati
Nyawa di bayar nyawa
Darah di bayar darah
Berjuang kini dan nanti.
Diam
Duduk tertunduk menerawang
Asa yang terlupakan
Sebab buai semilir angin utara
Hangat katulistiwa dan sejuknya selatan
Kabur kan pemikiran perubahan.
Cukup
Hentikan lidah mu menjilat
Sebelum kapal-kapal bersandar
Seluruh mata mencabik ucapanmu
Sebab jilatmu laksana api
Janji itu mati
Nyawa di bayar nyawa
Darah di bayar darah
Berjuang kini dan nanti.
puisi yang terlupa
puisi yang terlupa
Aku benci dengan diriku
Aku muak dengan semua ini
Dasar pecundang
Yang maunya enak sendiri
Padahal aku tak bermaksud begitu
Tapi yang tampak tak lebih seperti itu
Aku sebaaaaal
Betapa banyak hati yang telah ku lukai
Dan kecewa dengan sikapku
Aku benci benci benci…
Dan sekarang aku mulai merasa tak berdaya
Saat nasi telah menjadi bubur
Entahlah…itu menurutku
Pikiranku kalut….
Aku tak bisa berpikir jernih
Tetesan kesedihan meratapiku
Luka sewaktu mampu membunuhku
Namun, Tidak kah kau tau
Arti berdiri manusia ini di sini
Surat terakhirku
Surat terakhirku
Dia dan cintanya
aku dan cintaku
mencoba meramba pelan mencari sesuatu yang baru
sesuatu yang membuatku menenggelamkan bosanku
jika seperti ini, siapa yang bersalah..?
aku dan kelelahanku, atau dia yang membuatku lelah…?
aku dan kejenuhanku ataukah dia yang membuatku jenuh…?
aku sakit namun tak mampu berpaling
aku lelah namun tak sanggup tuk pergii
aku terluka namun aku mencinta.
mencinta pada dia
kekasih jiwa yang membuatku lelah
aku bukanlah embun pagi yang ada ketika kamu
membuka jendela kamar dikala pagi
aku bukanlah lagu penuntun tidurmu
dikala kamu mulai terlelap dan tidur
tapi kenyataannya apa ?
kamu liat aku sekarang ?
aku bagaikan daun yang terhempas angin
tanpa tahu kemana arah dan tujuan aku pergi
biarkanlah aku pergi jauh
menaggalkan semua kenangan tentang dirimu
walaupun aku tidak akan lupa
akan dirimu dan semua kenangan yang kau berikan
aku harap kemana sajaku pergi
kamu akan ingat slalu ingat
setiap kata, ucapan dan tentang semuanya
yang pernah keluar dari bibirku
dan semua hal dan sikapku terhadapmu
semata-mata karena aku sangat sayang dan cinta kepadamu .
kamu akan ingat slalu ingat
setiap kata, ucapan dan tentang semuanya
yang pernah keluar dari bibirku
dan semua hal dan sikapku terhadapmu
semata-mata karena aku sangat sayang dan cinta kepadamu .
ketika cinta itu tumbuh dibenakku
dan ketika kata hati mulai mengema
kurasakan betapa berartinya dirimu
kau adalah kehidupanku
detik-detik terus berlalu
kau berubah menjadi apa yang tak kuharapkan
betapa sakit hatiku
kukira kau tulus menyayangiku
ternyata
kau hanya menjadikanku sebagai seseorang
yang mengisi hari-harimu
aku tak menyangka kau begitu sadis
tapi kenapa aku sulit melupakanmu
jujur aku masih mengharapkanmu
saat kau mengatakan ingin kembali
aku tak ingin kembali
biarlah masa lalu pergi
lupakan aku untuk selamanya
jangan kau kejar cinta yang telah hilang
darimu karena cinta yang kau sakiti itu telah pergi
dan ketika kata hati mulai mengema
kurasakan betapa berartinya dirimu
kau adalah kehidupanku
detik-detik terus berlalu
kau berubah menjadi apa yang tak kuharapkan
betapa sakit hatiku
kukira kau tulus menyayangiku
ternyata
kau hanya menjadikanku sebagai seseorang
yang mengisi hari-harimu
aku tak menyangka kau begitu sadis
tapi kenapa aku sulit melupakanmu
jujur aku masih mengharapkanmu
saat kau mengatakan ingin kembali
aku tak ingin kembali
biarlah masa lalu pergi
lupakan aku untuk selamanya
jangan kau kejar cinta yang telah hilang
darimu karena cinta yang kau sakiti itu telah pergi
pergi meninggalkan cinta
yang lama membangun kehidupannya sendiri
yang lama membangun kehidupannya sendiri
detik-detik waktu menemani
membangun kecemasan dalam jiwa
bertahan diantara harapan
darah ini telah membeku terjamah oleh dinginnya hatimu
diam tenang seperti air
dalam wadah getar hati ini tak menggangu
buatmu bisu
hatimu terlalu bertahta
titah aku mu terlalu mengusai
getarkan wadah itu
memuntahkan air
hingga tercurah membasuh cemas atas hati
membangun kecemasan dalam jiwa
bertahan diantara harapan
darah ini telah membeku terjamah oleh dinginnya hatimu
diam tenang seperti air
dalam wadah getar hati ini tak menggangu
buatmu bisu
hatimu terlalu bertahta
titah aku mu terlalu mengusai
getarkan wadah itu
memuntahkan air
hingga tercurah membasuh cemas atas hati
kini, hatiku tergores
kesedihan ketika terucap salam perpisahan
walau air mataku tak berlinang
bukan berarti suatu kerelaan
saat-saat langkah terayun
jarak kita-pun semakin membentang
akankah semuanya jadi terkenang
atau hanyut terbawa gelombang
bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
kesedihan ketika terucap salam perpisahan
walau air mataku tak berlinang
bukan berarti suatu kerelaan
saat-saat langkah terayun
jarak kita-pun semakin membentang
akankah semuanya jadi terkenang
atau hanyut terbawa gelombang
bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
sahabat,
dalam hatiku ini akan tetap membekas
suatu kenangan aku terkulai lemas
dalam kehampaan karena akhirnya aku berjalan lagi.
dalam hatiku ini akan tetap membekas
suatu kenangan aku terkulai lemas
dalam kehampaan karena akhirnya aku berjalan lagi.
Cinta ku tetap
Cinta ku tetap
Biarkan hening sang setia
coba diam
Tak usah memandang
Arah dia
Khawatirnya tlah
pudar
Semua tentang hati
dan waktu
Cinta mungkin anugerah
Tak abadi,
Saat dipisahkan
Menjelma musibah Terseram
hati di tubuh berbeda
di paksa bersatu.
Penguasa rasa tak kukuh
Cinta ku utuh
ku sematkan mendalam
memudarnya rasa
cemburuku
hargai hangat dalam
peluk.
Sampai kapan pun
Subscribe to:
Posts (Atom)